Ulasan Sementara Anime & Manga "Kanojo, Okarishimasu"

Kalau ada satu anime romance-komedi yang banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir, jawabannya hampir pasti adalah Kanojo, Okarishimasu atau yang biasa dikenal dengan judul internasionalnya Rent-A-Girlfriend. Anime ini tayang perdana pada 2020 dan sejak saat itu selalu jadi bahan perdebatan di kalangan penonton. Ada yang suka karena premisnya unik, ada yang kesel karena karakternya ngeselin, ada juga yang nonton cuma karena penasaran kelanjutan kisah cintanya.

Di sisi manga, cerita ini bahkan sudah berjalan sangat panjang. Saat artikel ini ditulis, manganya sudah sampai chapter 392 (dan masih ongoing). Sementara itu, anime baru sampai season 4 yang kurang lebih mengadaptasi kisah dari chapter 170-an hingga 210-an. Jadi, jarak antara anime dan manga masih cukup jauh.

Sebagai seseorang yang awalnya suka banget sama season 1, lalu makin lama merasa ceritanya “kok gini-gini aja”, saya ingin menulis ulasan santai tentang seri ini baik animenya maupun manganya. Anggap saja ini catatan perjalanan fans yang setengah kesal tapi setengah masih penasaran.

Kanojo, Okarishimasu punya premis yang unik: seorang mahasiswa biasa bernama Kazuya Kinoshita menyewa seorang pacar “sementara” lewat aplikasi. Pacar sewaan itu adalah Chizuru Mizuhara, gadis cantik, pintar, dan populer. Dari hubungan transaksional itu, perlahan muncul perasaan-perasaan lain ditambah komplikasi berupa keluarga, teman, dan mantan pacar Kazuya yang masih muncul dalam hidupnya.

Season 1 berhasil menarik perhatian banyak orang karena ceritanya fresh dan punya potensi drama romantis yang menarik. Banyak yang mengira ini akan jadi romcom ringan dengan perkembangan karakter yang konsisten.

Sayangnya makin lama berjalan, ceritanya mulai terasa seperti lingkaran berulang. Hubungan Kazuya dan Chizuru stuck di situ-situ saja: Kazuya mau maju tapi nggak berani, Chizuru kelihatan peduli tapi tetap dingin, lalu muncul masalah baru yang akhirnya selesai dengan pola serupa.

A. Kazuya

Salah satu hal paling sering dikeluhkan fans adalah karakter utama kita, Kazuya.

Di satu sisi, dia punya hati yang tulus. Dia benar-benar peduli dengan Chizuru, bahkan rela mengorbankan banyak hal untuknya. Tapi di sisi lain, dia terlalu lama stuck sebagai karakter yang bodoh dan plin-plan. Empat season anime berjalan, ratusan chapter manga lewat, tapi perkembangan karakternya terasa lambat sekali.

Sebagai penonton, rasanya pengen bilang “Ayo Kazuya, grow up sedikitlah!” Tapi justru karena “kebodohan” Kazuya inilah cerita terus berjalan. Kalau dia langsung jago mendekati Chizuru, mungkin ceritanya sudah tamat sejak season 2.

B. Chizuru

Di awal, Chizuru adalah sosok pacar idaman: cantik, dewasa, misterius, dan punya banyak sisi menarik. Tapi semakin lama, karakternya terasa terlalu dingin. Hubungannya dengan Kazuya memang maju, tapi jalannya seperti siput.

Fans banyak yang frustrasi karena Chizuru jarang benar-benar menunjukkan perasaannya. Ia sering menutup diri dengan alasan profesionalisme atau karena situasi keluarganya. Padahal penonton sudah ingin sekali melihat sisi lembut Chizuru muncul lebih sering.

Walau begitu, harus diakui, Chizuru tetap menjadi magnet utama seri ini. Tanpa Chizuru, mungkin banyak orang sudah berhenti mengikuti cerita sejak lama.

C. Ruka

Karakter lain yang cukup banyak menuai pro-kontra adalah Ruka Sarashina.

Awalnya, Ruka muncul sebagai gadis penuh energi yang benar-benar suka sama Kazuya. Dia bahkan rela menantang Chizuru demi membuktikan perasaannya. Di season 2 dan 3, banyak fans mulai merasa dia terlalu menyebalkan karena sifatnya yang clingy dan sering bikin suasana makin rumit.

Untungnya di season 4, Ruka tidak terlalu annoying. Kehadirannya lebih sebagai pelengkap cerita, bukan pengacau utama. Jadi meski tetap bukan favorit saya, setidaknya Ruka masih bisa diterima.

D. Mami

Kalau ada karakter yang benar-benar bikin darah naik, mungkin jawabannya adalah Mami Nanami, mantan pacar Kazuya.

Mami adalah tipe karakter manipulatif yang suka bikin masalah dari balik layar. Dia bukan villain murni, tapi kehadirannya selalu membawa drama yang bikin penonton geregetan. Uniknya, Mami juga punya fans karena dianggap “realistis” dan kompleks dibanding karakter lain yang cenderung satu dimensi.

Dari sekian banyak karakter, saya pribadi hanya punya dua favorit: Sumi Sakurasawa dan Mini Yaemori.

  1. Sumi

    • Karakter pemalu yang selalu gugup saat berinteraksi dengan orang lain.
    • Dia punya spin-off manga sendiri berjudul Kanojo, Hitomishirimasu. Sayangnya, spin-off ini tidak dilanjutkan, padahal banyak yang suka dengan sudut pandang Sumi.
    • Sumi mungkin jarang muncul di cerita utama, tapi setiap kemunculannya selalu menyegarkan.
  2. Mini Yaemori

    • Karakter baru yang berperan sebagai penengah antara Kazuya dan Chizuru.
    • Mini adalah tipe teman yang suka “ngegas” dan blak-blakan, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam cerita ini.
    • Tanpa Mini, hubungan Kazuya dan Chizuru mungkin akan lebih lambat lagi. Kehadirannya benar-benar penting.

Menonton anime dan membaca manga Kanojo, Okarishimasu terasa seperti dua pengalaman berbeda.

  • Anime: Visual dan musiknya membantu membangun suasana. Banyak momen yang terasa lebih hidup berkat voice acting, terutama ekspresi gugup Kazuya atau ketegasan Chizuru. Tapi sayangnya pacing anime terkadang terasa terlalu lambat.
  • Manga: Ceritanya jauh lebih maju, tapi karena ongoing, terasa seperti milking. Ada banyak chapter yang hanya berisi slice of life atau perkembangan kecil sekali. Fans sering mengeluh karena cerita “digeser” terus tanpa resolusi yang jelas.

Secara singkat, anime lebih cocok untuk penonton kasual yang ingin menikmati hiburan ringan, sedangkan manga lebih untuk pembaca yang memang sudah terlanjur invest dengan karakter-karakter ini.

Pertanyaan besar: kalau ceritanya monoton dan bikin frustrasi, kenapa masih banyak yang mengikuti Kanojo, Okarishimasu?

Jawabannya sederhana: rasa penasaran. Penonton ingin tahu, bagaimana akhirnya hubungan Kazuya dan Chizuru? Apakah mereka benar-benar akan bersama? Atau semua hanya akan berakhir dengan status quo selamanya?

Selain itu meski sering bikin geregetan, seri ini punya daya tarik berupa karakter-karakternya yang unik. Setiap orang punya favorit masing-masing, dan itu membuat fandom tetap hidup.

Kadang saya suka mikir kalau saya yang jadi Reiji Miyajima, mungkin arah cerita Kanojo, Okarishimasu bakal agak beda. Apalagi setelah membaca chapter 380 sampai 392, rasanya benang merah hubungan Kazuya dan Chizuru semakin tipis. Ada frustasi, kebingungan, bahkan titik di mana hubungan mereka kayak gak bisa maju-maju. Nah, dari sini saya kepikiran, mungkin ending Kanokari bisa punya beberapa jalur.

1. Ending Pahit: Mereka Tidak Bersatu

Bayangin gini setelah Chizuru menolak Kazuya di chapter 380, keduanya sama-sama larut dalam rasa frustasi. Chapter 381-392 sebenarnya sudah menunjukkan gimana mereka struggle, tapi tetap ada upaya perbaikan berkat Mini Yaemori yang berperan jadi penengah. Namun kalau saya yang nulis, mungkin saya akan ambil jalur realistis: meski sudah ada usaha perbaikan, mereka tetap gak bisa jadian.

Alasannya simpel: Chizuru terlalu terikat sama trauma dan idealismenya, sementara Kazuya selalu terjebak dalam rasa minder. Alhasil, hubungan mereka jadi kayak dua orang yang saling peduli tapi gak bisa menyatukan hati. Dari situ, bisa jadi Kazuya berakhir dengan Ruka yang meski annoying di beberapa season, tapi dari segi konsistensi jelas lebih terang-terangan menyatakan cintanya. Sementara Chizuru? Mungkin dia akan membuka hati untuk orang baru, seseorang yang bisa memberi stabilitas tanpa drama. Ending kayak gini bakal bikin sebagian fans kecewa, tapi juga memberi kesan "realistis" yang jarang dipilih manga romance.

2. Ending Manis: Kazuya dan Chizuru Bersatu

Nah, ini ending klasik yang pasti diharapkan oleh mayoritas fans Kanokari. Setelah semua drama, kesalahpahaman, dan tarik-ulur yang panjang banget, akhirnya Kazuya dan Chizuru resmi jadian. Bayangin aja kalau mereka sampai menikah itu bakal jadi momen klimaks yang bikin semua orang teriak lega.

Ending ini juga sesuai dengan "janji" awal seri, di mana perjalanan Kazuya bukan hanya soal menyewa pacar, tapi soal menemukan cinta sejati yang lahir dari situasi aneh. Kalau Miyajima ambil ending ini, saya rasa popularitas Kanokari bakal naik lagi, karena memberi closure yang manis setelah jalan cerita yang sering dianggap berputar-putar.

Kalau saya pribadi, kadang suka mikir: kenapa gak coba ambil jalan tengah? Misalnya, Kazuya dan Chizuru akhirnya gak langsung jadian atau nikah, tapi menutup cerita dengan janji untuk pelan-pelan membangun hubungan nyata. Ending "ambiguous but hopeful" ini mungkin lebih pas, karena tetap kasih harapan ke fans tanpa terasa terlalu dipaksakan.

Intinya ending apapun yang dipilih, Kanokari sudah berhasil bikin kita sebagai pembaca ikut emosional antara kesel, greget, sampai baper. Dan mungkin, justru karena frustrasi itu, kita jadi gak bisa berhenti mengikuti kisahnya.

Ulasan sementara ini mungkin terdengar setengah frustrasi, tapi sebenarnya itulah pesona Kanojo, Okarishimasu. Ia adalah seri yang bisa bikin penonton emosi, tapi tetap kembali setiap minggu untuk melihat kelanjutan ceritanya.

Dari season 1 yang penuh harapan, season 2 dan 3 yang mulai repetitif, hingga season 4 yang lumayan menyegarkan, perjalanan anime ini benar-benar rollercoaster. Sementara di manga, cerita masih terus berlanjut hingga ratusan chapter tanpa kepastian akhir.

Apakah saya akan berhenti mengikuti? Sepertinya tidak. Karena di balik semua rasa jengkel terhadap Kazuya yang bodoh dan Chizuru yang dingin, masih ada rasa penasaran yang sulit dilepaskan.

Mungkin pada akhirnya, itulah kenapa Kanojo, Okarishimasu bisa bertahan lama: karena ia tahu bagaimana membuat penonton terus menunggu, meski dengan hati yang campur aduk.



Komentar