Emang harus indie banget

 Dalam 1 bulan terakhir ini saya punya hobi baru, yaitu menulis puisi. Entah kenapa menulis puisi punya rasa yang berbeda untuk mengungkapkan perasaan uluh hati. Kalau dibilang saya bukan anak yang indie banget, dilihat dari jarangnya saya mempublikasikan foto senja di akun Instagram saya.

 Banyak musisi yang lagunya saya dengar seperti Lunar dan Soegi Bornean yang katanya lagu-lagunya "indie" banget, bisa di bilang iya juga lagu-lagunya punya ciri khas antara penggunaan diksi seperti Soegi Bornean dengan diksi khasnya yaitu "Renjana", atau nada musiknya yang menenangkan.

 Puisi yang saya buat tidak sekomplek punya penyair lain, karena kebetulan saya baru belajar membuat puisi-puisi yang ternyata butuh banyak mikir, bagaimana cara menyentuh perasaan pembaca. Saya mencoba kombinasi antara diksi,Sansekerta,dan sedikit Sunda biar terlihat unik.

 Bisa dibilang saya terinspirasi dari buku-buku puisi yang tidak sengaja saya beli judulnya "Telefon Genggam" karya Joko Pinurbo yang memulai saya tertarik untuk masuk dunia sastra, hanya saja terasa saya butuh waktu banyak untuk mempelajari banyak hal dalam sastra dimana saya masih buta sastra sebelum tertarik.

 Apa yang mau diharapkan dari saya yang masih buta sastra, paling jelek tulisannya. Tidak salah juga dimana tulisan saya masih jelek hingga blog ini ditulis tapi kesadaran diri membuat saya belajar menulis rapih. (SEDIKIT NYASAR TAK APALAH !!). 

Komentar