Ulasan grup =LOVE: Grup dengan rasa AKB48

Ketika saya pertama kali mendengar tentang grup =LOVE atau sering disebut Ikōrabu (イコラブ), saya sebenarnya dalam situasi yang familiar: baru saja banyak dengar lagu-lagu AKB48, agak penasaran dan kemudian direkomendasikan untuk mendengar =LOVE. Dari situ mulai tumbuh rasa bahwa =LOVE ini semacam “cabang tak resmi” atau setidaknya “spiritual penerus” AKB48 apalagi karena di balik grup ini ada Sashihara Rino, mantan member AKB48 & HKT48 yang kemudian menjadi produser.

Saya sendiri cukup lama mengamati perjalanan =LOVE, mulai dari single debut mereka “=LOVE” hingga saat saya tulis ini single ke-19 Love Song ni Osowareru yang dirilis Oktober 2025. Dengan rentang waktu yang cukup panjang, saya merasa sudah cukup melihat pola, kelebihan, dan kekurangan grup ini dan bagaimana kehadiran Sashihara sebagai produser menjadi faktor besar.

Awal Mula dan Korelasi dengan AKB48

Grup =LOVE dibentuk pada tahun 2017 oleh Sashihara Rino sebagai produser.  Berawal dari pemikiran Sashihara bahwa dia ingin menciptakan sebuah grup idol yang memiliki “nilai ideal” bagi dirinya sendiri. Dalam sebuah wawancara ia mengatakan bahwa lagu debut =LOVE ia tulis “agar tidak hanya penggemar =LOVE yang mendengar, tapi semua penggemar idol”. Ini mirip dengan ambisi manajemen AKB48 di masa lalu: bukan hanya jadi fenomena lokal, tapi punya daya tarung di pasar yang lebih besar.

Karena itu, ketika saya cukup familiar dengan AKB48  baik dari segi handshake event, diversifikasi member, dan promosi agresif saya melihat beberapa elemen serupa di =LOVE: banyak single, edisi terbatas, event khusus, warna fandom yang kuat. Tapi =LOVE menurut saya juga punya beberapa adaptasi dan twist sendiri yang membuatnya tidak sekadar “klon AKB48”.

Apa yang Membuat =LOVE Menarik Untuk Saya

Ada tiga hal utama yang menurut saya membuat =LOVE menjadi menarik dan berbeda, sekaligus mengingatkan saya pada “rasa AKB48”.

  1. Kualitas Produksi dan Konsistensi
    Sebagai produser, Sashihara Rino terlibat langsung dalam lirik lagu =LOVE; misalnya single “=LOVE” (debut mereka) dengan lirik ditulis oleh Sashihara. Lagu tersebut menjadi batu pijak, dan sejak itu grup ini terus merilis banyak single yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai ritme dan produktivitas yang cukup serupa dengan sistem idol besar. Ini memberi rasa “kesungguhan” yang saya apresiasi.

  2. Elemen Idol Populer AKB yang Digerakkan (Tapi Dengan Sentuhan Baru)
    Sebagai penggemar AKB48, saya terbiasa dengan lagu-lagu yang fun, mudah dicerna, penuh semangat yang sangat cocok untuk konser besar dan event. =LOVE punya banyak lagu dengan elemen semacam itu: enerjik, koreografi yang menonjol, suasana live yang ceria. Contohnya adalah single ke-12 “Be Selfish” yang juga liriknya ditulis oleh Sashihara. Namun mereka juga mulai bereksperimen dengan nada agak berbeda, citra yang sedikit lebih dewasa atau lebih “idol yang tahu dirinya idol”.

  3. Identitas yang Mulai Jelas
    Berbeda dengan beberapa grup yang terasa masih mencari jati diri, =LOVE menurut saya telah menemukan identitasnya: “idol generasi baru dengan kesan ‘equal love’”, dimana meski masih ceria, ada lini yang mencoba tampil lebih matang dibanding idol anak muda biasa. Dalam artikel PopNewsJapan, disebut bahwa Sashihara ingin grup ini “mencapai level yang jika memungkinkan bisa melampaui karya Yasushi Akimoto (produser AKB48)”. Itu cukup menunjukkan bahwa ada aspirasi besar di balik =LOVE, bukan sekadar mengikuti tren.

Dari Single Debut Hingga Saat Ini

Salah satu hal yang membuat saya semakin jatuh cinta pada grup =LOVE bukan hanya karena mereka “produk Sashihara Rino” atau karena kemiripannya dengan AKB48, tapi karena diskografi mereka benar-benar solid. Jujur saja semakin saya dengerin lagu-lagu mereka dari single pertama sampai terbaru, saya makin sadar kalau grup ini bukan cuma “idol generik dengan lagu ceria.” Mereka punya rasa musik yang sangat khas, campuran antara idol tradisional yang manis dan idol modern yang matang.

Di awal saya pikir, lagu-lagu mereka akan seragam dan cepat membosankan. Tapi semakin banyak saya dengar, saya justru makin menghargai betapa setiap rilisan =LOVE punya karakter yang berbeda. Bahkan dalam kerangka lagu idol pop yang biasanya berformat aman (verse–reff–bridge–reff), mereka selalu punya satu dua elemen yang bikin lagunya menonjol entah dari lirik, aransemen, atau konsep MV-nya.

=LOVE (2017) – “Single Debut yang Klasik tapi Kuat”

Rating: 7/10

Single pertama mereka “=LOVE”, adalah lagu yang benar-benar memperkenalkan dunia tentang siapa mereka. Lagu ini ditulis oleh Sashihara Rino sendiri, dan di situ langsung kelihatan arahnya: pop idol dengan warna oldschool, tapi manis dan tulus. Instrumentasi-nya penuh dengan string, beat-nya ringan, dan liriknya tentang “kesetaraan cinta”bahwa perasaan seorang idol untuk fans juga bisa tulus dan seimbang.

Namun di telinga saya, lagu ini memang terasa sedikit “klasik” seperti mendengar potongan era AKB48 sekitar tahun 2010–2012. Itu bukan hal buruk, justru memberi nostalgia tersendiri. Tapi kalau dibandingkan dengan rilisan mereka yang lebih baru, lagu ini memang belum menonjol dalam hal inovasi. Makanya, saya kasih nilai 7 dari 10: solid, penuh semangat, tapi masih aman.

Bokura no Seifuku Christmas (2017) – “Hangat, Manis, dan Penuh Imajinasi”

Rating: 8.5/10


Kalau bicara soal lagu yang benar-benar mengubah persepsi saya terhadap =LOVE, Bokura no Seifuku Christmas adalah titik baliknya. Saya ingat pertama kali dengar lagu ini, rasanya seperti campuran antara suasana salju, cinta pertama, dan nostalgia masa SMA. Ada orkestra ringan di balik aransemen pop-nya, yang bikin lagu ini lebih kaya dari sekadar lagu seasonal idol biasa.

Yang saya suka, lagu ini tidak berusaha “jadi lucu” seperti banyak lagu natal idol lainnya. Justru terasa mature, tapi tetap hangat. Liriknya sederhana tapi punya rasa melankolis, seperti ingin bilang “musim dingin ini mungkin tak akan terulang, jadi aku ingin bersamamu sedikit lebih lama.”

Secara produksi, ini sudah naik kelas dari single pertama. Aransemen-nya punya tekstur yang lembut, dan mixing-nya lebih jernih. Kalau saya bandingkan dengan AKB48 atau Nogizaka era awal, ini sudah mendekati kualitas idol mainstream besar. Karena itu, saya kasih nilai 8,5 dari 10: inovatif, menyentuh, dan menandakan kematangan awal =LOVE.

Teokure Caution (2018) – “Gelap, Kuat, Tapi Kurang Nempel”

Rating: 7.5/10


Di sinilah =LOVE mulai berani keluar dari citra pure idol. Teokure Caution adalah lagu dengan tema lebih gelap, tentang rasa penyesalan dan kehilangan sesuatu yang jarang muncul di idol pop. Secara musikal, lagu ini sangat menarik. Ada nuansa elektronik yang berat, tempo cepat, dan lirik yang penuh emosi.

Namun untuk saya pribadi, meski saya mengapresiasi keberanian mereka mengambil nada yang berbeda yang bikin lagu ini agak kurang nempel di telinga. Mungkin karena melodinya yang padat dan dinamika vokalnya sedikit datar dibanding lagu-lagu mereka yang lain. Tapi dari sisi performa, lagu ini luar biasa. Koreografinya tegas, pencahayaannya gelap, dan energi para member benar-benar tersalurkan.

Secara keseluruhan, saya kasih 7,5 dari 10: bagus dan unik, tapi bukan favorit saya secara pribadi. Tapi saya tetap menganggap ini titik penting dalam perjalanan mereka, karena membuktikan bahwa =LOVE bukan cuma grup yang bisa nyanyi lagu manis, tapi juga bisa tampil kuat dan intens.

Nah kalau diminta menyebut tiga lagu favorit dari seluruh diskografi =LOVE, jawabannya sudah saya pikir matang-matang. Dari sekian banyak rilisan mereka, ada tiga lagu yang paling “menggigit”, yang bikin saya ngerasa benar-benar jatuh cinta dengan grup ini.

3. “Ano Ko Complex” – Ceria tapi Dalam


Lagu ini benar-benar menggambarkan sisi idol pop yang saya suka: ringan, ear-catchy, tapi liriknya sebenarnya cukup dalam. Ano Ko Complex bicara tentang rasa iri, minder, dan keinginan untuk jadi versi terbaik diri sendiri perasaan yang menurut saya cukup universal bahkan buat orang dewasa.

Yang bikin lagu ini makin bagus adalah keseimbangan antara suara member, terutama pada bagian reff yang melodi-nya playful tapi tetap elegan. Aransemen-nya juga kaya: ada gitar elektrik, synth lembut, dan bagian chorus yang memuncak indah. Saya bisa denger lagu ini berulang-ulang tanpa bosan.

2. “Kono Sora ga Trigger” – Emosional dan Penuh Suara Maika


Dari sekian banyak lagu =LOVE, ini yang menurut saya paling menonjolkan sisi vokal. Kono Sora ga Trigger terasa seperti lagu tema anime yang belum dipakai: megah, emosional, dan punya nuansa “perjuangan.” Tapi daya tarik utama lagu ini buat saya jelas ada pada Sasaki Maika.

Suara Maika punya warna lembut tapi kuat, dan di lagu ini dia jadi pusat perhatian. Saya suka bagaimana bagian reff-nya terasa “terbuka”, seperti langit yang luas sesuai judulnya. Lagu ini semacam membuktikan bahwa =LOVE bisa tampil dalam format pop rock dengan aransemen besar dan tetap terdengar natural. Setiap kali saya denger lagu ini, saya merasa seperti sedang menonton ending anime yang bikin dada hangat.

1. “Zettai Idol Yamenaide” – Pesan yang Jadi Anthem Idol


Dan akhirnya, lagu favorit nomor satu saya jatuh kepada Zettai Idol Yamenaide. Lagu ini buat saya bukan cuma lagu =LOVE terbaik, tapi juga salah satu lagu idol paling bermakna yang pernah saya dengar. Judulnya berarti “Jangan Pernah Berhenti Menjadi Idol” dan isinya memang menggambarkan pergulatan itu. Tentang perjuangan, rasa lelah, tapi juga kecintaan terhadap panggung. Liriknya semacam surat cinta untuk semua idol yang pernah ingin menyerah.

Secara musikal, lagu ini juga luar biasa. Aransemen-nya megah, dengan orkestra ringan yang membuat suasana jadi heroik. Bagian reff-nya menggugah, nyanyian member terdengar emosional tapi penuh harapan. Setiap kali saya dengar lagu ini, saya merasa terinspirasi seolah lagu ini ingin bilang bahwa tidak apa-apa untuk lelah, asal jangan berhenti bermimpi.

Buat saya pribadi, ini anthem =LOVE yang sejati. Lagu yang tidak cuma didengar, tapi juga dirasakan.

Kelebihan & Kekurangan Menurut Saya

Kelebihan

  • Hasil produksi yang konsisten: =LOVE punya katalog yang tidak sedikit, dan tiap rilis terasa ada usaha.

  • Basis penggemar yang aktif: banyak komentar bahwa CD-buyers =LOVE tidak hanya laki-laki dewasa tapi juga perempuan muda. 

  • Fokus produser yang kompeten: Sashihara Rino adalah nama besar dengan pengalaman di AKB48/HKT48, jadi ada banyak insight yang bisa diterapkan.

Kekurangan

  • Masih terasa bayangan AKB48: Bagi beberapa fans, =LOVE masih belum “bebas” dari pola idol tradisional yang dulu AKB48 populerkan jadi jika Anda mencari inovasi total, mungkin terasa agak familiar.

  • Persaingan pasar idol yang sangat padat: Karena banyak grup idol, membedakan diri itu sulit, dan meski =LOVE punya aspirasi besar, perjalanan mencapai “legacy” seperti AKB48 masih panjang.

  • Beberapa lagu mungkin terlalu “aman”: Sebagai penggemar yang dulu ingin suara idol punya eksperimen, terkadang saya ingin mereka dorong aransemen lebih ekstrem atau konsep lebih radikal meski mungkin itu di luar target pasar mereka.

Kesimpulan: =LOVE sebagai “AKB48 Versi Modern”

Pada akhirnya, menurut saya =LOVE adalah grup idol yang sangat layak diberi perhatian terutama bagi mereka yang dulu sempat jadi penggemar AKB48 dan kini mencari sesuatu yang agak berbeda tapi tetap dalam “family idol” yang familiar.

Dengan Sashihara Rino sebagai produser, Anda dapat merasakan kesinambungan dari sistem AKB48: banyak member, single rutin, event promosi, fan-interaction yang kuat tapi juga ada upaya untuk membuat suara yang lebih matang, visual yang lebih rapi, dan identitas yang sedikit lebih modern.

Jadi jika Anda bertanya: “Apakah =LOVE punya rasa AKB48?” Jawab saya: ya sangat tapi dengan tambahan “sentuhan Sashihara” yang membuatnya sedikit berbeda dan bagi saya pribadi lebih segar. Saya senang bisa ikut dari awal (atau dekat awal) dan melihat bagaimana mereka berkembang.

Mungkin satu hari nanti, mereka bisa benar-benar “mencapai atau bahkan melampaui” pencapaian AKB48 yang dulu saya anggap sangat sulit. Tapi untuk saat ini, saya cukup puas: =LOVE adalah pilihan yang bagus untuk penggemar idol yang mencari vibe AKB48 dengan sedikit pembaruan.


Komentar